Siap Memimpin, Poltekkes Pontianak Bekali Dosen Workshop Item Development

Pontianak – Proses pendidikan tinggi diakhiri dengan proses ceremonial yakni wisuda. Mencapai titik ini tentu tidak mudah bagi setiap mahasiswa, ada usaha berupa keringat dan air mata. Tidak berlebihan, khususnya bagi calon lulusan tenaga kesehatan. Setiap lulusan tenaga kesehatan harus melalui tes yang tidak mudah, dikenal dengan exit exam; sebuah ujian kompetensi untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Exit exam menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa, karena mereka dinyatakan lulus dari institusi Pendidikan Kesehatan  apabila dinyatakan lulus dari uji kompetensi ini. Penerapan exit exam ini membuat penentu untuk mendapatkan ijazah dan STR, sehingga menjadi masalah yang tidak berkesudahan bagi mereka yang dinyatakan tidak kompeten. Sampai dengan saat ini masih  banyak keluhan yang disampaikan oleh calon tenaga Kesehatan mengenai kebijakan ini. Bagaimana tidak, mereka jadi terhambat untuk bekerja di pelayanan kesehatan yang menjadi cita-cita manis dan didambakan ketika pendidikan yang ditempuhnya berakhir.

Jajaran pimpinan, nara sumber dan peserta workshop Item Development

 

Narasumber : Dewi Purwaningsih, S.SiT., M.Kes.

Poltekkes Kemenkes Pontianak, tidak ingin berdiam diri meratapi nasib mahasiswanya yang ketakutan. Justru sebaliknya, Poltekkes Kemenkes Pontianak ingin membuktikan diri bahwa setiap ujian dapat dilewati dengan baik, dan bagi yang berusaha pasti menemukan jalan keluar. Gebrakan ini ditunjukkan dengan aksi nyata berupa  pelaksanaan Workshop Implementasi Item Development yang dilasakanakan pada Selasa, 9 November 2021 di Hotel Aston Pontianak. Kegiatan ini mendatangkan seorang ahli dari Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi, Ibu Dewi Purwaningsih, S.SiT., M.Kes. Beliau banyak memberikan arahan dan masukan kepada dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak dari mulai pemaparan tentang bentuk-bentuk soal, bagaimana standarisasi soal uji kompetensi (ukom), sampai dengan mengecek satu per satu soal dari masing-masing jurusan. Tentu hal ini menciptakan

 

Arief Wijaya, SST., MKM.

antusias dikalangan peserta. Mereka secara sadar berdiskusi dan memperbaiki soal mereka bersama-sama.

Pada kesempatan ini, Poltekkes Kemenkes Pontianak juga mendapatkan kunjungan dari perwakilan Ka.Pusdik SDM Kesehatan, Bapak Arief Wijaya, SST., MKM. Pada pemula kata, beliau menyampaikan sekapur sirih dari Ka.Pusdik SDM Kesehatan kepada para peserta workshop, dan pada akhir kegiatan beliau juga kembali memberikan sambutan yang terkait dengan feedback kegiatan. “Saya mengapresiasi kerja keras bapak ibu semua dengan ditunjukkannya kemajuan-kemajuan baik dari hasil akreditasi, maupun hasil ukom. Meskipun pada awalnya hasil ukom mahasiswa di beberapa prodi ada yang rendah, tetapi bapak ibu berhasil menunjukkan perubahan dengan nilai ukom mencapai batas yang ditentukan Direktorat bahkan sampai 100%” ungkapnya pada sambutan akhir workshop. Berikut detail hasil ukom yang diraih oleh masing-masing prodi Poltekkes Kemenkes Pontianak pada akhir periode ukom tahun 2021; Jurusan Kesehatan Lingkungan, Prodi Sanitasi Lingkungan (94,4%), Prodi D III Sanitasi (69,2%); Jurusan Gizi & Dietetika, Prodi Sater Gizi dan Diettika (100%), Prodi D III Gizi (96,55%); Jurusan Kesehatan Gigi, Prodi D III Kesehatan Gigi (98,53%); Jurusan Teknologi Laboratorium Medik, Prodi Sater (86%), Prodi DIII (87%); Jurusan Kebidanan, prodi D III Kebidanan (100%); Jurusan Keperawatan, Prodi D III Keperawatan Singkawang (100%), Prodi NERS (93,33%).

 

 

Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak

Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si.

Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak, Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si. menyampaikan bahwa, “Kami akan selalu mendukung kegiatan yang membangun seperti ini. Terlebih lagi ini menyangkut mahasiswa, dimana hasil ukom yang mereka dapatkan turut akan mengangkat nama institusi. Demikian pula bagi bapak dan ibu dosen, workshop seperti ini merupakan pembekalan agar dosen dapat bekerja lebih prima dalam menyelanggarakan TO ukom internal dan juga berkontribusi sebagai pembuat soal ukom nasional”. Pada dasaranya uji kompetensi diselenggaarakan untuk melindungi masyarakat terhadap praktik profesi, sehingga aman dan efektif bagi masyarakat. Terlebih lagi urgensi pokok ukom diantaranya adalah proses standarisasi penilaian kemampuan, menegakkan akuntabilitas professional, menegakkan standar dan etik profesi, melindungi kepercayaan publik, dan melindungi pemberi jasa.

Ketua Pusat Pengembangan Pendidikan (PUSBANGDIK) Poltekkes Kemenkes Pontianak, Ir. Martinus Ginting, M.Kes. dalam laporan akhirnya mengucapkan syukur yang mendalam dengan berhasilnya kegiatan workshop implementasi item development. “Pada laporan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan, tidak ditemukan respon peserta pada skala 1 dan 2, melainkan pada 3 dan 4. Artinya peserta sangat puas dengan kegiatan workshop ini dan materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan para peserta, hal ini dapat dilihat langsung pada pertanyaan-pertanyaan relevan yang direspon peserta dengan baik”. Poltekkes Kemenkes Pontianak menyadari bahwa uji kompetensi sebagai alat untuk meningkatkan proses pembelajaran institusi pendidikan (drive process), meningkatkan proses belajar mahasiswa (drive learning) dan alat benchmark terhadap kemampuan professional lulusan dalam masyarakat nasional. Dosen dan mahasiswa harus sadar bahwa manfaat ukom bagi institusi adalah memberikan gambaran proses pendidikan, dan mengenali kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Hal ini adalah first step menuju World Class University. Poltekkes Pontianak siap memimpin! Ayo bergabung bersama kami! (Red-Ata)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *