Urban Farming dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Tak hanya di pedesaan, kegiatan bertani ternyata juga dapat dilakukan di area perkotaan. Fenomena inilah yang dinamakan urban farming. Selain dapat memperoleh sayur dan buah dengan lebih mudah, bertani seperti ini memberikan manfaat kesehatan tersendiri.

Selain itu, dengan melakukan urban farming, berarti Anda juga turut menjaga kelestarian lingkungan. Lokalisasi produksi sayur dan buah seperti pada konsep urban farming dapat menurunkan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mendistribusikan, mengemas, dan menjual produk makanan tersebut.

Dengan demikian, urban farming membantu mengurangi emisi karbon di lingkungan dan memberikan kesempatan bagi konsumen untuk membeli bahan makanan dari hasil panen komunitas lokal.

Popularitas urban farming di Indonesia

Bisa dibilang, aktivitas urban farming adalah “angin segar” bagi penduduk di perkotaan. Bila sebelumnya mereka tidak memiliki lahan untuk bertani, maka kini semakin banyak cara untuk melakukannya. Ada yang menggunakan pot yang digantung, atau bahkan memanfaatkan halamannya yang sempit untuk menanam tanaman seperti cabai, tomat atau sawi.

Karena hal inilah, tren urban farming di Indonesia pun semakin meningkat, terutama di kota besar seperti Jakarta. Beberapa kelas untuk bercocok tanam pun diselenggarakan menyusul ketertarikan orang untuk memiliki tanaman yang mendukung kebutuhan sehari-hari mereka.

Dibandingkan dengan negara lain yang lebih dulu memulai, di Indonesia sendiri, urban farming masih sebatas tren gaya hidup. Hal ini berbeda dengan negara lain yang menyumbang 20-30 persen dari kebutuhan pangannya.

Berdasarkan data yang diberikan oleh Association for Vertical Farming (AVF), New York bahkan telah dapat menghasilkan sekitar 200-220 ton daun basil setiap bulannya setelah menerapkan konsep urban farming ini. Selain dapat mendukung kebutuhan sehari-hari, melakukan urban farming ternyata juga memberikan manfaat positif bagi tubuh.

Urban farming dan kesehatan tubuh

Selain bermanfaat bagi lingkungan, urban farming juga memiliki manfaat terhadap kualitas bahan makanan yang disajikan. Pasar lokal berskala kecil yang berada di kota-kota besar memberikan kesempatan bagi para produsen untuk menjaga makanan yang diproduksi agar tetap segar dan bergizi. Sebab, waktu yang digunakan untuk mentransportasikan bahan makanan tersebut menjadi lebih pendek apabila ditumbuhkan di perkebunan atau pertanian lokal.

Bila dilihat dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat angka kejadian malnutrisi dan gangguan kesehatan terkait pola makan lainnya di kota-kota besar.

Dengan menerapkan urban farming dan membawa bahan makanan bergizi ke komunitas lokal, risiko kekurangan bahan pangan dan terjadinya berbagai penyakit bisa berkurang, termasuk penyakit jantung, obesitas dan diabetes.

Dalam skala yang jauh lebih kecil, urban farming juga dapat dilakukan oleh para individu di halaman rumahnya. Dengan menanam di kebun sendiri, pengeluaran sehari-hari pun lebih ekonomis dan juga pengetahuan mengenai konsumsi makanan yang sehat juga semakin meningkat.

Tak hanya itu, berkebun dan bercocok tanam juga dapat meningkatkan aktivitas fisik seseorang, melatih ketajaman pikiran, membantu memperoleh vitamin D bagi tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan kekuatan serta koordinasi tangan.

Dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dari urban farming di atas, kegiatan ini dapat menjadi salah satu kegiatan pengisi akhir pekan yang menyenangkan bagi Anda dan keluarga di rumah. Tunggu apa lagi? Yuk, mulai berkebun di rumah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *